Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Tentang Hati

Tulisan berikut ini diperoleh dari kumpulan pesan baik beberapa guru _/\_ 1. Bagaimana bila SI DIA lebih mengutamakan baktinya daripada keluarganya??? Dalam sebuah event diskusi, seorang perempuan dewasa bertanya tentang keraguannya untuk melanjutkan hubungannya ke tingkat pernikahan, karena dia melihat bagaimana baktinya sang calon kepada orang tuanya. Ia kuatir bahwa itu akan menyulitkan kehidupan keluarganya bila sang calon terlalu "anak mami" seperti itu. Dijawab dengan sebuah ilustrasi kisah nyata bahwa ada seorang anak yang begitu tulus melepaskan segalanya demi kesembuhan ibunya terkasih, bahkan sejak awal ia siap untuk kehilangan keluarganya sendiri, karena ia memahami bahwa pasangan hidupnya belum tentu berkenan dan memahami juga bertahan di sisinya bila suatu saat ia akan kehilangan "segalanya" untuk baktinya. Dan memang, ia harus kehilangan seluruh hartanya (bahkan hingga tak mampu menebus jenazah ibunya dari rumah sakit) setelah

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat berani memutuskan untuk memilih sebuah jalan kehidupan. Karena apapun yg dipilih, (sayangnya) pasti punya konsekwensinya masing-masing

Beberapa curahan hati dari sahabat maupun klien tentang "PEMBATASAN" untuk berkarir bahkan kegiatan sosial sekalipun, entah oleh pasangan bahkan orang tua, membuat banyak sahabat tersebut mempertanyakan "apa sesungguhnya makna menikah itu?", bila ujungnya mereka malah merasa jadi lebih "terpenjara" dan menganggap pasangan dan orang tua serta mertuanya gak support mereka, padahal semua karir atau kegiatan kebajikan itu buat keuntungan keluarga mereka jg. Well, berani berkeputusan keluarga sudah pasti memiliki konsekwensinya masing2x. Bila masih "(terlanjur) sayang" dengan karir maupun kegiatan sosialnya, ya sebaiknya jangan pernah memilih berkeluarga. Betul, memang ada yg melarang bahkan menghentikan total (termasuk yg melarang dgn alasan yg gak jelas), namun sebagian besar, ternyata (akhirnya) lebih banyak karena kasus "kurang toleransi" dengan pernikahannya. Selama bukan melarang apalagi menghentikan dgn alasan yg gak jelas,

Relasi atau Kongsi

Mengulik topik ini tak bakal pernah kehabisan bahan. Topik kali ini membahas tentang rentannya perpisahan yang begitu mudah terjadi meski "modal" sudah lengkap bahkan nyaris sempurna sekalipun. Bila melihat kisah-kisah yang terbukti BERJALAN BAIK bahkan juga INDAH, bukan karena mereka BEBAS DARI KESULITAN atau bahkan BEBAS DARI PERTIKAIAN apalagi kemudian mengharap BEBAS DARI MASALAH. Kuncinya adalah KESAMAAN VISI dalam bingkai TOLERANSI dan KEBIJAKSANAAN. Sederhananya seperti ini: - Gimana kalo dapet pasangan yg meski mungkin berlimpah rejeki dan berlebih hoki, tapi VISI hidupnya didedikasikan untuk berderma, maka bisa PERANG DUNIA 3, bila punya pasangan yg tidak sevisi, meski moralnya sangat baik sekalipun, plus bisa bagi waktu seimbang antara kerja keras, sosial dan keluarga berikut penuh cinta pada keluarga, karena POLA HIDUPNYA benar2x hanya sesuai dengan KEBUTUHAN dan bukan keinginan, sebab dimaksimalkan lebih untuk sosial, spiritual dan kemanusiaan. - atau

Hati-hati dengan kebencian kita, karena...

Hati-hati dengan KEBENCIAN kita, karena bukan hanya merusak (baik tubuh maupun batin kita), melainkan juga MAMPU MENDEKATKAN jodoh "impian" kita, karena memang alam semesta sangat adil, MELATIH KESABARAN kita dan bukan melulu menyenangkan kita, hahahaha.....:D Meski bermaksud utk sangat serius dalam menyimak sekaligus menjadi bahan perenungan, apa daya batin dan logika gak bisa kompak dan akhirnya dengan berat hati harus senyum minimal nyengir setelah memperoleh banyak "pencerahan" dari kisah para sahabat dan saudara juga relasi yg "sukses" memperoleh jodoh sesuai stadium kebencian mereka. Mulai dr yg level jengkel dan kebetulan dapetnya sifatnya saja yang kebetulan mirip sama dgn seseorang yg kurang disukainya. Lalu ada yg level sedang yaitu marah, dapet cuman mukanya (dan sekaligus penampilan fisiknya mirip banget bagai "kembaran" sang "antagonis") namun sifatnya belum tentu sama (tapj efek harus melihat kemiripan wajah tetap m

Secara logis, CINTA baik seharusnya TANPA SYARAT, tapi..............

UNCONDITIONAL LOVE , itu adalah pedoman untuk CINTA yang baik sekaligus juga bahagia. Namun sayangnya, dalam kenyataan di lapangan, gak bisa seideal itu. Berikut daftar " kerealistisan " kita: 1. Gak MUNA kalo bisa cakep lah (minimal untuk perbaikan keturunan) Sayangnya SYARAT satu ini sama sekali gak jamin untuk " gak berhenti mencari " sih. Karena nyatanya ya tetep ada kejadian ketidak-mampuan untuk menjaga kesetiaan , meski pasangan sudah serupawan apapun. atau bahkan " rumput tetangga (terlihat dan terasa) lebih hijau " karena faktor PERUBAHAN (entah karena memang secara alamiah akibat faktor usia maupun akibat efek dari sakit tubuh jasmani). Well, ternyata semaha ganteng/cantik apapun pada akhirnya gak pernah menjamin kemudian happily ever after, bahkan meski saat masih level unyu-unyu sekalipun belum tentu "kuai-kuai" mengarungi bahtera cinta, hihihi.... 2. Wajib REALISTIS lah,"Uang memang bukan segalanya, tapi segalanya

Bukan CINTA yang bikin sakit, EGO kita yang melakukannya

Pernah gak perhatikan kalo banyak yang mungkin BIASA AJA bisa dapet yang LUAR BIASA. Sementara banyak juga yang mungkin termasuk LUAR BIASA malah dapet yang LUAR BINASA. Bila udah begitu, lalu mau tunjuk sebagai "salah" siapa. Lagi-lagi KETIDAK-PASTIAN dalam hidup memang merupakan sebuah KENISCAYAAN yang bersifat MUTLAK. Tak ada yang pernah bisa menjamin dan atau menggaransi bahwa sang "malaikat" kemudian memperoleh "kehidupan surgawi", sementara sang "the Beast" kemudian pasti memperoleh kehidupan yang horror. Punya pasangan baik tapi keluarga (kandung dan juga besarnya) ternyata "menggemaskan". Keluarga besarnya mengagumkan namun sebaliknya giliran sang pasangan yang menyeramkan (bahkan bisa bikin trauma dan fobia, hihihi....:p). Atau semuanya baik-baik saja, tapi giliran sang buah hati kurang atau bahkan bisa saja sangat tidak sesuai harapan. Bahkan yang "sangat sesuai harapan" pun belum tentu memberikan kegembiraa

Cinta itu bukan seberapa lama bertahan, tapi seberapa jelas mau dibawa kemana

Judul di atas saya peroleh dari sebuah game quiz di Facebook berjudul "tanya Ko Ahok". Terlihat lucu, tapi maknanya sebenarnya sangat serius. Memang masih bagus bisa BERTAHAN, namun cuman sekedar survive, masalahnya belum tentu bisa bahagia kan :p HIDUP GAK PASTI Sebagian besar dari kita paham tentang hal ini, namun sayangnya masih banyak yang tak pernah siap saat ketidak-pastian datang. Maaf, apa yang akhirnya perlu disombongkan, bila beberapa menit dari sekarang saja, kita juga tak pernah tahu bakal terjadi apa kepada diri kita. Adalah wajar dan sangat alamiah, bila kebetulan punya berkah hidup yg kebetulan baik dan berupa baik pula, namun sayangnya semuanya pasti kena hukum alam semesta bernama ketidak-pastian. Yang perlu lebih dipersiapkan sesungguhnya bukan tabungan deposito, karena banyak yang akhirnya berjuang terlalu keras karena takut (hidupnya) kekurangan di masa depan namun akhirnya terpaksa gugur di usia muda karena kelelahan, atau saat tua juga menyesa

Paradoks Romansa

Bila Yang Di Luar Tak Mampu Terlihat, Cobalah Agar Yang Di Dalam Bisa Terlihat Ini hanya logika yang sederhana bahkan amat sangat sederhana, bahwa yang kebetulan menarik secara visual saja belum tentu ada jaminan bisa menjadi magnet dalam menemukan partner hidup, bagaimana bila kebetulan tidak memiliki sisi ini (plus "disempurnakan" dengan karakter villain pula)? Seriusan bahwa fakta di lapangan seringkali berjumpa yang punya bonus visual malah ramah dan rendah hati sementara yang kebetulan minus visual malah justru memilih untuk negatif dengan beragam alasan. Mulai dengan alasan "pride and self confidence" yang sayangnya seringkali kurang pada tempatnya (karena PD dan sombong memang beda sangat tipis), sampai merendahkan tampilan visual orang lain sementara lupa dan juga gak waspada bahwa dirinya tidak lebih baik. Hal yang mungkin akan berbeda bila kebetulan dilakukan oleh yang punya bonus tampilan visual, meski itu juga tidak pantas dilakukan juga, namun seti

Kotak Coklat itu bernama CINTA

Untuk hati menjatuhkan pada sebuah keputusan di tengah ragam pilihan bukan sebuah pekerjaan mudah. Dan saat menemukan pun, memerlukan ekstra tenaga lagi karena sang pilihan belum tentu memiliki arus yang sama dengan harapan kita. Sementara saat arus sudah saling bertemu pun, masih harus berjuang lagi untuk menembus pagar restu dari ayah dan bunda terkasih. Lalu setelah tahu betapa tidak mudahnya berjuang, kadang terasa menggemaskan saat itu harus pecah berantakan bahkan karena masalah yang sangat sepele. Teladan dari masa lalu. Meski gak semua kisah romanties masa lalu adalah baik, namun ada prinsip dasar yang masih bisa kita gali. Seperti salah satunya, ”kita hidup di masa bila barang rusak berusaha diperbaiki sekuat tenaga, sementara jaman sekarang baru rusak sedikit langsung ganti atau buang”. Dan filosofi sederhana itulah yang membuat banyak kisah cinta masa lalu relatif bisa bertahan abadi hingga hanya maut yang memisahkan, karena berdua saling bekerja sama berjuang s

HATI atau HARTA???

Tak ada yang akan pernah bisa menyangkal bila keberadaan HARTA memang mempermudah banyak hal, bahkan lebih dari kata "sangat membantu". Namun masalahnya harta sebanyak apapun takkan pernah mampu melawan sifat kehidupan yang tak pernah pasti sekaligus tak pernah mampu diprediksi. Sekian menit dari sekarang, kita akan jadi apa takkan pernah tahu,dan demikian pula dengan harta. Bisa saja lenyap tiba-tiba oleh bencana, sakit berkepanjangan, kegagalan usaha, dan segala hal lainnya. Sementara untuk menghadapi  ketidak-pastian hidup, kita disarankan untuk MELATIH HATI agar siap di segala cuaca dan tangguh di setiap kondisi. Demikian pula bila dikaitkan dengan seni relasi, saat dihadapkan dengan dua pilihan "berat": 1. Yang memberimu KEAMANAN tapi belum tentu kau cintai, tapi suatu saat dengan kenyamanan hidup yang diberikan, (rasa) cinta bisa saja akan tumbuh. 2. atau yang sangat kau cintai, namun belum tentu memberimu keamanan apalagi kenyamanan hidup, sehingg

Sebagaimana HIDUP, demikian pula CINTA yang juga bersifat tidak pasti sekaligus butuh perjuangan

Kita semua sama-sama paham, untuk jatuh cinta adalah sebuah pekerjaan yang tidak mudah. Demikian pula saat "berhasil" jatuh hati, ternyata yang kita tuju kebetulan tidak memberikan feedback yg seimbang bahkan kadang rude dan ruin. Dan setelah berjuang sekian lama, akhirnya ternyata harus mundur juga, karena tak berbalas. Untuk akhirnya terpaksa harus memulai dari awal lagi yaitu "bagaimana untuk jatuh cinta lagi setelah hati remuk". Demikian pula saat kemudian bertemu dengan yang SALING BERSETRUMAN, orang tua belum tentu berestuan. Berjuang lagi, hingga akhirnya endingnya harus kompromi lagi, dan mundur karena bagaimana pun orang tua tetap diutamakan yang terbaik, sebab bagaimana pun selain mereka punya pandangan sendiri (tentang kebahagiaan anaknya), memaksakan diri juga bukan hak yang bijak karena nanti contoh nyata kita akan memberikan dampak yang kurang elok kepada buah hati kita kelak. Kemudian mulai lg dari langkah awal, jatuh cinta lagi untuk kesekian

Tentang Reaksi Kimia

Kali ini pendek aja sharenya :D Romansa yg berjalan sehat, baik jg membahagiakan, meski ada banyak faktor, diantaranya spt kedewasaan mental, mandiri finansial, menjaga moralitas, tp ada yg paling utama CHEMISTRY. Ilustrasinya seDerhana aja sih. Banyak yg mapan bisa hancur, krn ternyata orientasi awalnya timpang, yg satu mungkin bisa aja cinta tulus atau bs aja cinta nafsu, sementara partnernya mungki cinta secara kalkulasi keamanan ekonomi, hehehehheh, ya sekuat kuat nya, krn fondasinya gak serasi, kena colek angin dikit misalnya krismon atau penyakit kritis, ya bs bubar. Demikian pula dgn kekaguman bahkan rasa kasihan, sungkan, gak enak atau apapun itu jg mengalami hal yg sama. Kagum krn prestasi atau kebaikannya, atau bahkan respek sama perjuangannya yg tanpa henti, meski gak cinta awalnya, meski akhirnya terima dan jadian, jg lumayan rapuh, krn agak susah dibedakan atau dideteksi, antara cinta, suka, kagum atau kasian kan kalo kondisinya kayak githu, Hahahahhah.....:p

The Empty Box (Kotak Kosong)

Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu, saat seorang ayah sedang menghukum putri kecilnya yg berusia 5 tahun karena ia menghabiskan satu gulung kertas pembungkus kado berwarna emas yg sangat mahal harganya. Keuangan mereka sangat ketat saat itu dan sang ayah semakin marah saat putri kecilnya itu malah memakai semua kertas pembungkus yang mahal itu hanya sebagai penghias dari sebuah kotak yang ia letakkan di bawah pohon natal mereka. Namun tanpa pernah ia sangka, keesokan paginya, putri kecilnya itu malah memberikan kotak yang telah membuatnya marah itu kepadanya, sambil berkata, ” Ini untukmu, Papa...” Sang ayah merasa sangat malu dengan reaksi yang dilakukannya kepada putrinya sehari sebelumnya, karena ternyata kotak itu dibuat putrinya untuk dirinya. Tapi kemarahannya kemudian meluap kembali, saat ia menemukan bahwa kotak itu ternyata KOSONG… Ia kemudian berkata kepada putrinya dengan nada yang sangat keras, “Kamu tahu, gadi