Mengulik topik ini tak bakal pernah kehabisan bahan. Topik kali ini membahas tentang rentannya perpisahan yang begitu mudah terjadi meski "modal" sudah lengkap bahkan nyaris sempurna sekalipun.
Bila melihat kisah-kisah yang terbukti BERJALAN BAIK bahkan juga INDAH, bukan karena mereka BEBAS DARI KESULITAN atau bahkan BEBAS DARI PERTIKAIAN apalagi kemudian mengharap BEBAS DARI MASALAH.
Kuncinya adalah KESAMAAN VISI dalam bingkai TOLERANSI dan KEBIJAKSANAAN. Sederhananya seperti ini:
- Gimana kalo dapet pasangan yg meski mungkin berlimpah rejeki dan berlebih hoki, tapi VISI hidupnya didedikasikan untuk berderma, maka bisa PERANG DUNIA 3, bila punya pasangan yg tidak sevisi, meski moralnya sangat baik sekalipun, plus bisa bagi waktu seimbang antara kerja keras, sosial dan keluarga berikut penuh cinta pada keluarga, karena POLA HIDUPNYA benar2x hanya sesuai dengan KEBUTUHAN dan bukan keinginan, sebab dimaksimalkan lebih untuk sosial, spiritual dan kemanusiaan.
- atau kisah lainnya adalah Tentang ALPHA PARTNER. Secara alamiah, pasti bila diri kebetulan sudah level "Superb" Pengennya dapet level "Superb" yang minimal sama juga. Lah ini mau bikin relasi berbasis romansa atau bikin tim superhero ala Justice League, Hahahahah....:p
Ketidak-mampuan kita meletakkan hal sesuai proporsinya, membuat kita banyak kehilangan "calon partner" yang sebenarnya mungkin bisa saja sudah sesuai visi, harapan dan impian kita karena kita melewatkan banyak kesempatan berharga itu karena "salah fokus", sebab mungkin sudah berlimpah kekayaan hatinya namun kebetulan kering kantongnya, hahahhahahaha...:D
Sebagaimana beberapa GURU pernah berkisah, "takkan pernah ada kisah cinta yang sempurna sebagaimana sifat hidup yang juga tak sempurna lagi tak pasti. Bila kebetulan sudah bertemu YANG BENAR2X BAIK, namun kebetulan "(isi) dompetnya" belum baik, ada baiknya tetap bisa jadi bahan pertimbangan. Karena sekaya apapun hidup kita akan menjadi tak bermanfaat bila akhirnya hanya habis untuk dipakai sendiri, dan bukan lebih banyak digunakan untuk sebanyak2x-nya menanam benih kebaikan yg baru (karena hanya pahala pribadi yg nanti dibawa mati, dan bukan harta pribadi)".
Para guru tersebut mempertimbangkan bahwa partnership demikian akan tetap saling menunjang, karena yg LEBIH akan memaksimalkan bantuan dr si BAIK. Begitu pula bila kebetulan keduanya meski sama2x kurang secara ekonomi, namun penuh kekayaan kebajikan maka pasangan tipe semacam itu meski hidupnya terbatas namun justru penuh kesejahteraan krn memiliki pahala berlimpah.
Untuk sampai tahapan demikian, memang butuh kedewasaan spiritual yg ditopang dengan toleransi dan kebijaksanaan. Bahwa ekonomi memang penting, namun karakter yg penuh berbagi juga utama. Karena bila tidak, maka jumpa dengan partner hebat tapi memilih hidup sederhana bahkan super sederhana untuk hidup yg fullest the circle sekalipun, pasti akan merepotkan dan tetap bisa jadi sumber perselisihan, padahal kebaikan kan seharusnya memberikan kebahagiaan. Namun karena visi yang berbeda pasti akan menghasilkan ketidak-puasan bahkan penderitaan.
Jadi sekarang semua kembali ke keputusan kita, membangun RELASI atau KONGSI. Bila RELASI lebih dibentuk atas kesatuan visi tanpa syarat untuk sebesarnya kebermanfaatan hidup yg life the fullest. Sementara KONGSI dibentuk atas syarat2x (termasuk yang tanpa sadar dilakukan sekalipun) sehingga manakala "syarat2x" itu sudah tidak terpenuhi lagi, maka relasi terpaksa dibubarkan dengan alasan sudah tidak ada ada kecocokan lagi, hihihi....:p
Always with my fullest love
Wedy
"Tulisan ini dilindungi Hak Cinta. Bila dirasa bermanfaat bagikanlah dengan sikap respek (atas hasil dari sebuah usaha) dan juga hati penuh cinta. Terima kasih dan salam hormat utk anda semua"
Bila melihat kisah-kisah yang terbukti BERJALAN BAIK bahkan juga INDAH, bukan karena mereka BEBAS DARI KESULITAN atau bahkan BEBAS DARI PERTIKAIAN apalagi kemudian mengharap BEBAS DARI MASALAH.
Kuncinya adalah KESAMAAN VISI dalam bingkai TOLERANSI dan KEBIJAKSANAAN. Sederhananya seperti ini:
- Gimana kalo dapet pasangan yg meski mungkin berlimpah rejeki dan berlebih hoki, tapi VISI hidupnya didedikasikan untuk berderma, maka bisa PERANG DUNIA 3, bila punya pasangan yg tidak sevisi, meski moralnya sangat baik sekalipun, plus bisa bagi waktu seimbang antara kerja keras, sosial dan keluarga berikut penuh cinta pada keluarga, karena POLA HIDUPNYA benar2x hanya sesuai dengan KEBUTUHAN dan bukan keinginan, sebab dimaksimalkan lebih untuk sosial, spiritual dan kemanusiaan.
- atau kisah lainnya adalah Tentang ALPHA PARTNER. Secara alamiah, pasti bila diri kebetulan sudah level "Superb" Pengennya dapet level "Superb" yang minimal sama juga. Lah ini mau bikin relasi berbasis romansa atau bikin tim superhero ala Justice League, Hahahahah....:p
Ketidak-mampuan kita meletakkan hal sesuai proporsinya, membuat kita banyak kehilangan "calon partner" yang sebenarnya mungkin bisa saja sudah sesuai visi, harapan dan impian kita karena kita melewatkan banyak kesempatan berharga itu karena "salah fokus", sebab mungkin sudah berlimpah kekayaan hatinya namun kebetulan kering kantongnya, hahahhahahaha...:D
Sebagaimana beberapa GURU pernah berkisah, "takkan pernah ada kisah cinta yang sempurna sebagaimana sifat hidup yang juga tak sempurna lagi tak pasti. Bila kebetulan sudah bertemu YANG BENAR2X BAIK, namun kebetulan "(isi) dompetnya" belum baik, ada baiknya tetap bisa jadi bahan pertimbangan. Karena sekaya apapun hidup kita akan menjadi tak bermanfaat bila akhirnya hanya habis untuk dipakai sendiri, dan bukan lebih banyak digunakan untuk sebanyak2x-nya menanam benih kebaikan yg baru (karena hanya pahala pribadi yg nanti dibawa mati, dan bukan harta pribadi)".
Para guru tersebut mempertimbangkan bahwa partnership demikian akan tetap saling menunjang, karena yg LEBIH akan memaksimalkan bantuan dr si BAIK. Begitu pula bila kebetulan keduanya meski sama2x kurang secara ekonomi, namun penuh kekayaan kebajikan maka pasangan tipe semacam itu meski hidupnya terbatas namun justru penuh kesejahteraan krn memiliki pahala berlimpah.
Untuk sampai tahapan demikian, memang butuh kedewasaan spiritual yg ditopang dengan toleransi dan kebijaksanaan. Bahwa ekonomi memang penting, namun karakter yg penuh berbagi juga utama. Karena bila tidak, maka jumpa dengan partner hebat tapi memilih hidup sederhana bahkan super sederhana untuk hidup yg fullest the circle sekalipun, pasti akan merepotkan dan tetap bisa jadi sumber perselisihan, padahal kebaikan kan seharusnya memberikan kebahagiaan. Namun karena visi yang berbeda pasti akan menghasilkan ketidak-puasan bahkan penderitaan.
Jadi sekarang semua kembali ke keputusan kita, membangun RELASI atau KONGSI. Bila RELASI lebih dibentuk atas kesatuan visi tanpa syarat untuk sebesarnya kebermanfaatan hidup yg life the fullest. Sementara KONGSI dibentuk atas syarat2x (termasuk yang tanpa sadar dilakukan sekalipun) sehingga manakala "syarat2x" itu sudah tidak terpenuhi lagi, maka relasi terpaksa dibubarkan dengan alasan sudah tidak ada ada kecocokan lagi, hihihi....:p
Always with my fullest love
Wedy
"Tulisan ini dilindungi Hak Cinta. Bila dirasa bermanfaat bagikanlah dengan sikap respek (atas hasil dari sebuah usaha) dan juga hati penuh cinta. Terima kasih dan salam hormat utk anda semua"
Komentar
Posting Komentar