Langsung ke konten utama

The Meaning of True Love (Makna Cinta Sejati)



Berapa banyak dari kita yang menderita karena cinta, bahkan gila sampe bunuh diri segala, wkwkwkwk…. Karena kayaknya gak worthy banget dech kalo sesuatu seindah cinta, ternyata malah bikin penderitaan tiada akhir seperti kata pujangga bernama Zhu Pat Kay, wakakakakk… Tapi seperti gw pernah share sebelumnya di “The Man Behind The Gun”, bahwa itu seharusnya bukan murni salah cintanya, tapi lebih kepada oknum individu pelakunya, xixixixixi….;p

Betapa banyak diantara kita yang sering mempertanyakan “Mengapa kita yg sudah berlaku begitu baik, tapi masih dibalas dengan cara yang kurang seimbang, bahkan hingga tega dikhianati?”. Ada lagi yang bertanya, “Mengapa kita yang sudah begitu baik kepadanya, ternyata dia malah memilih yang lain sebagai pasangan hidupnya?” Berikutnya adalah, “apakah saya sudah tepat dalam memilih dirinya sebagai pasangan hidup saya?” Dan yang paling utama mungkin adalah, “adalah sangat sulit di masa sekarang untuk mencari cinta yang sejati”.

Mari kita nikmati bongkar bareng2x semua pertanyaan di atas, hehehe… Untuk pertanyaan pertama, jawabannya sebenernya sederhana aja, “sudah seberapa dalam ketulusan kita dalam mencintai?” Untuk mengukur kadar ketulusan kita sangat mudah, yaitu dengan cara merasakan sendiri apakah kita sudah murni mencintai dengan penuh pelepasan. Artinya adalah cinta yang kita berikan kepada orang yg kita cintai tersebut benar2x telah kita berikan dengan pelepasan penuh dan tanpa ada harapan sedikit pun bahwa itu akan kembali atau berbalas kepada kita dengan ukuran yang minimal sama (atau bahkan lebih) terhadap diri kita. Bila kita sudah mampu “berdana” cinta kita dengan semangat pelepasan total, maka ucapkan selamat pada diri anda, karena itu adalah tanda bahwa anda telah bebas dari penderitaan akibat cinta yg pamrih, dan itulah gerbang awal dari pelepasan ego anda pribadi. Intinya, seseorang yang telah mampu memberikan cinta secara pelepasan penuh, maka hidupnya akan selalu diliputi kebahagiaan dan suka cita, meski hidupnya di dalam “neraka” sekali pun, karena ia telah mampu menghadirkan sebuah “surga” di dalam dirinya sendiri.

Untuk yang kedua, sebenernya jawabannya hampir sama. Namun dengan sedikit tambahan bahwa perlu adanya kesadaran di dalam diri kita masing2x bahwa keindahan cinta itu bukan berasal dari memiliki, tapi dari keinginan kita yang tulus untuk secara murni membahagiakan orang yang kita cintai, sehingga bila ternyata ia memang harus bahagia dengan orang lain, maka seharusnya kita bisa ikut berbahagia bersamanya, karena cinta yang sejati itu seharusnya bahagianya adalah bahagia kita juga.

Untuk pertanyaan yang ketiga, jawabannya juga sangat sederhana. Banyak diantara kita yang sering was-was akan hal ini, karena tidak mau sesuatu yang buruk akan menimpa dirinya. Tapi sayangnya mereka lupa menyadari bahwa sesuatu yang buruk itu bisa saja pasti hadir dalam hidup mereka kelak, karena ternyata secara tanpa sadar mereka telah “merencanakannya” terlebih dahulu di dalam ketakutan2x mereka itu, hahaha… Mencari pasangan yang tepat dan terbaik apalagi yang sempurna adalah sesuatu yang membuang-buang waktu, karena sampai kita mati pun, dijamin kita pasti gak bakal pernah menemukannya. Lalu bagaimana mengetahui bahwa pilihan kita sudah baik atau belum. Sesungguhnya bukan pasangan kita yang perlu kita “fit & proper test” (termasuk bibit-bobot-bebetnya, hihihi…), tapi diri kita (dan juga hati kita) yang wajib dites “apakah kita sudah siap menerima 1000% dirinya secara apa adanya, terutama SEGALA KEKURANGAN & KELEMAHANNYA”. Karena adalah lebih mudah bagi kita untuk menerima segala kelebihannya, tapi belum tentu kekurangannya. Sebab pada akhirnya, dalam mencintai bukanlah suka cita yang perlu dinanti oleh hati, tapi rasa sakit. Karena ketulusan dalam mencintai bukanlah untuk memeluk kelebihan tapi bagaimana menyempurnakan segala kekurangan. Apabila pada pertanyaan pertama tadi yang diutamakan adalah “PELEPASAN TOTAL”, maka pada pertanyaan ketiga ini adalah “PENERIMAAN TOTAL”. Sebab pada saat kita telah mampu melakukan PENERIMAAN TOTAL ini, maka siapapun yang menjadi pasangan kita kelak sudah pasti akan selalu menjadi PILIHAN YANG TEPAT.

Sedangkan untuk pertanyaan terakhir, lagi-lagi jawabannya juga ternyata berasal dari dalam diri sendiri. Saat kita telah tulus, saat kita telah mampu melepas dan saat kita telah mampu menerima secara total, maka secara otomatis sebuah cinta sejati telah hadir dalam hidup dan juga hati kita. Karena cinta sejati sesungguhnya sama sekali tidak bergantung pada sesuatu di luar diri kita (termasuk pada diri pasangan kita). Kehadiran cinta sejati dalam hidup kita sesungguhnya sangat murni bergantung pada kemampuan diri kita sendiri untuk belajar bagaimana memberikan cinta dengan penuh pelepasan dan juga tanpa syarat serta penerimaan total dari dalam diri kita terhadap segala hal yang ada di dalam diri orang yang kita cintai secara apa adanya yang tentunya wajib dibalut dengan bingkai ketulusan, kesabaran, kejujuran, kesetiaan dan juga kebijaksanaan. Dengan kita telah mampu mencapai tahapan seperti itu, cinta sejati itu bukanlah lagi menjadi sebuah khayalan atau bersifat angan2x belaka, karena cinta sejati itu sesungguhnya sudah berwujud nyata dalam bentuk diri kita sendiri. Pada akhirnya, kebahagiaan dari cinta itu bukanlah sesuatu yang berasal dari luar diri kita, tapi lebih kepada bagaimana kita belajar untuk menjadikan diri kita sebagai wujud yang nyata dari cinta itu sendiri.

Demikianlah sharing sederhana tentang cinta ini saya akhiri. Semoga sharing yang sederhana ini  bisa bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi saya sendiri. Sori banget sebelumnya apabila ada yang kurang berkenan, karena bagaimana pun ini hanyalah sebuah pendapat pribadi, yang sudah pasti akan ada pendapat yang berbeda. Namun sebagai sebuah sharing, semoga setidaknya masih dapat memberikan masukan dan juga kebahagiaan bagi semua pihak adanya. Selamat berbuat kebajikan dan semoga semua makhluk selalu hidup berbahagia, jia you & bless u always J

Penuh cinta

Wedy

Komentar

Postingan populer dari blog ini

♥ CANTIK YG SESUNGGUHNYA (sbuah share yg inspiratif dr BB seorang sahabat)

Suatu pagi seorang gadis berkata pada Ibunya, : "Ibu, ibu selalu terlihat cantik. Aku ingin sepertimu. Beritahulah aku caranya..." Dengan tatapan lembut & senyum haru, sang Ibu menjawab, : "Untuk Bibir yang menarik, ucapkanlah perkataan yang baik... " "Untuk pipi yang lesung, tebarkanlah senyum ikhlas kepada siapapun... " "Untuk mata yang indah menawan, lihatlah selalu kebaikan orang lain..." "Untuk tubuh yang langsing, sisihkanlah makanan untuk fakir miskin..." "Untuk jemari tangan yang lentik menawan, hitunglah kebajikan yang telah diperbuat..." "Untuk wajah putih bercahaya, bersihkanlah kekotoran bathin ... Anakku...Kecantikan fisik akan pudar oleh waktu. Kecantikan prilaku tidak akan pudar walau oleh kematian... Selamat berjuang menyemai & menanam bibit 2x kebajikan... Ingat ! Kesempάtάn tidάk membuάt hidup kitά lebih bάik, Tάpi Perubάhάn diri kitά mengubάh segάlάnyά..

SEANDAINYA ESOK TAK PERNAH DATANG (By Norma Cornett Marek)

‎​ Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya kulihat dirimu terlelap tidur….. Aku akan menyelimutimu dengan lebih rapat, dan berdoa kepada Tuhan agar menjaga jiwamu...... Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya kulihat dirimu melangkah keluar pintu... Aku akan memelukmu erat dan mencium mu, dan memanggilmu kembali untuk melakukannya sekali lagi........ Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya kudengar suaramu memuji....... Aku akan merekam setiap kata dan tindakan, dan memutarnya lagi sepanjang sisa hariku.......... Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya, aku akan meluangkan waktu extra satu atau dua menit........untuk berhenti dan mengatakan ”Aku mencintai mu” , dan bukannya menganggap kau sudah tahu..................... JADI.....untuk berjaga jaga seandainya esok tak pernah datang, dan hari inilah yang kupunya......... Aku ingin mengatakan betapa aku sangat mencintaimu, dan kuharap KITA takkan pernah lupa........Esok tak dijanjikan kepada siapap

Apa itu CINTA??? (By : Michael Valentino)

Apakah telapak tanganmu berkeringat, jantungmu berdetak cepat, dan suaramu tercekat saat berada di dekatnya? * Itu bukan Cinta, itu Suka. Apakah kamu tak bisa melepaskan pandangan atau genggaman dari dirinya? * Itu bukan Cinta, itu Nafsu. Apakah kamu menginginkan dia saat dia sedang tidak ada? * Itu bukan Cinta, itu Kesepian. Apakah kamu ada di sana karena itulah yang diinginkannya? * Itu bukan Cinta, itu Kesetiaan. Apakah kamu menerima pengakuan cintanya karena kamu tak ingin menyakitinya? * Itu bukan Cinta, itu Kasihan. Apakah kamu ada di sana karena dia memelukmu atau menggenggam tanganmu? * Itu bukan Cinta, itu Ketergantungan. Apakah kamu ingin memilikinya karena tatapan matanya membuat hatimu berdegup kencang? * Itu bukan Cinta, itu Tergila-gila. Apakah kamu memaafkan kesalahannya karena kamu peduli padanya? * Itu bukan Cinta, itu Persahabatan. Apakah kamu mengatakan padanya setiap hari bahwa dialah satu-satunya orang yang kamu pikirkan? * Itu bukan Cinta,