Langsung ke konten utama

Sonata Hati

Suatu waktu, saya sempet membaca sedikit sebuah artikel berjudul "Mr. Komen" yg ditulis oleh seorang musisi kelas internasional dr Indonesia. Salah satu kalimatnya adalah, "Kita dengan mudahnya memberikan komentar, nasehat dan juga kritik, dengan terkadang tanpa memperhatikan apalagi mempelajari terlebih dahulu apa latar belakang dan juga alasan dari mengapa peristiwa atau perbuatan itu mesti terjadi atau dilakukan, karena kita memang cenderung selalu lebih mudah melihat kuman di seberang lautan ketimbang gajah di pelupuk mata."

Saya sangat terkesan dengan kalimat itu karena pada dasarnya kita memang kebetulan memiliki kecenderungan seperti itu, yaitu melihat kekurangan orang lain tapi seringkali lupa menyadari bahwa diri sendiri pun tidak terlepas dari kekurangan yang sama. Kita memang cenderung untuk sering meng-excuse diri sendiri dan meng-accuse orang lain, karena tuntutan ego kita yang slalu minta untuk dimengerti orang lain ketimbang belajar untuk berusaha ngertiin orang lain, dan sayangnya saya masih termasuk di dalamnya (wkwkwk...;p).

Andai kita mau membuka sedikit pintu hati kita, bahwa kita pun tak lepas dr kekurangan, kelemahan dan juga kesalahan serta kekhilafan, mungkin yang akan tumbuh dalam kehidupan bukan lagi rasa benci melainkan empati dan skaligus belas kasih.So far saya lebih respek kepada pribadi yg penuh solusi ketimbang jago kritik, karena para kritikus mampu menyampaikan semua kekurangan pihak lain secara sempurna, padahal mereka sendiri belum tentu mampu melaksanakan segala hal yang sudah mereka sampaikan itu. Sedangkan kaum solusiuner, mereka lebih menawarkan jalan keluar paling positif bagi kebaikan bersama dan juga skaligus kemajuan dr pihak yg dibantunya, karena mereka rata2x sudah mampu melaksanakan apa yg mereka sampaikan itu.

Slalu melihat kelemahan orang lain dgn media kritik itu memang gampang, karena memang lebih mudah untuk bicara ketimbang prakteknya.Itulah sebabnya, saya mengangkat topi jauh lebih tinggi kepada guru honorer, suster apung, dokter di desa terpencil, dan para pahlawan2x tanpa pamrih lainnya yg telah berjuang bg negeri ini dengan penuh ketulusan, ketimbang para pengamat yang bekerja mungkin untuk sebuah peluang.

Saya juga menundukkan kepala jauh lebih dalam kepada para "mahkluk2x tak terlihat" tapi begitu besar jasanya bagi keindahan jalan spiritual, ketimbang sosok bagai malaikat namun memiliki jiwa yg sebaliknya (hehehe...). So, saya sekarang lagi belajar untuk melatih mulut pedas saya agar mampu melantunkan sonata hati bagi taman kebahagiaan dalam kehidupan. Karena pada akhirnya, satu teladan contoh tindakan nyata, yang meski sesederhana apapun, tetap saja jauh lebih ampuh dan juga lebih berharga dr jutaan nasehat skalipun. Senoga share sederhana ini bisa tetep bermanfaat, khususnya bagi reminder buat saya pribadi. Selamat berbuat kebajikan dan semoga semua makhluk slalu hidup berbahagia, jia you and bless u always :)


Penuh cinta

Wedy

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta yang Tak Pernah Padam (dari Chicken Soup for The Couple Soul)

Ketika aku berjalan kaki pulang ke rumah di suatu hari yang dingin, kakiku tersandung sebuah dompet yang tampaknya terjatuh tanpa sepengetahuan pemiliknya. Aku memungut dan melihat isi dompet itu kalau-kalau aku bisa menghubungi pemiliknya. Tapi, dompet itu hanya berisi uang sejumlah tiga Dollar dan selembar surat kusut yang sepertinya sudah bertahun-tahun tersimpan di dalamnya. Satu-satunya yang tertera pada amplop surat itu adalah alamat si pengirim. Aku membuka isinya sambil berharap bisa menemukan petunjuk. Lalu aku baca tahun “1924″. Ternyata surat itu ditulis lebih dari 60 tahun yang lalu. Surat itu ditulis dengan tulisan tangan yang anggun di atas kertas biru lembut yang berhiaskan bunga-bunga kecil di sudut kirinya. Tertulis di sana, “Sayangku Michael”, yang menunjukkan kepada siapa surat itu ditulis yang ternyata bernama Michael. Penulis surat itu menyatakan bahwa ia tidak bisa bertemu dengannya lagi karena ibu telah melarangnya. Tapi, meski begitu ia masih tetap mencintainy...

Makna Hidup (oleh Bunda Teresa)

‎​ * Hidup adalah kesempatan, gunakan itu. * Hidup adalah keindahan, kagumi itu. * Hidup adalah mimpi, wujudkan itu. * Hidup adalah tantangan, hadapi itu. * Hidup adalah kewajiban, penuhi itu. * Hidup adalah pertandingan, jalani itu. * Hidup adalah mahal, jaga itu. * Hidup adalah kekayaan, simpan itu. * Hidup adalah kasih, nikmati itu. * Hidup adalah janji, genapi itu. * Hidup adalah kesusahan, atasi itu. * Hidup adalah nyanyian, nyanyikan itu. * Hidup adalah perjuangan, terima itu. * Hidup adalah tragedi, hadapi itu. * Hidup adalah petualangan, lewati itu. * Hidup adalah keberuntungan, laksanakan itu. * Hidup adalah terlalu berharga, jangan rusakkan itu. ‎​Orang sering keterlaluan, tidak logis, dan hanya mementingkan diri sendiri; bagaimanapun, maafkanlah mereka Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih; bagaimanapun, berbaik hatilah Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu, dan beberapa yang sejati; bagaimanapun, ...

" SUDAH PUNYA, TAK LAGI INDAH "

‎​‎​ Yang punya Iphone merasa Blackberry lebih effisien. Yang punya Blackberry merasa Iphone lebih canggih dan keren. Yang punya Accord merasa Camry lebih sportif. Yang punya Camry merasa Accord lebih gagah. Yang tinggal di gunung merindukan pantai. Yang tinggal di pantai merindukan gunung. Di musim panas merindukan musim dingin. Di musim dingin merindukan musim panas. Yang berambut hitam mengagumi yang pirang. Yang berambut pirang mengagumi yang hitam. Diam di rumah merindukan bepergian. Setelah bepergian merindukan rumah. Ketika masih jadi Staff ingin jadi Manager. Begitu jadi Manager ingin jadi Staff , gak pusing katanya. Waktu tenang mencari keramaian. Waktu ramai mencari ketenangan. Saat masih bujangan, pengin punya suami ganteng/istri cantik. Begitu sudah dapat suami ganteng/istri cantik, pengin yang biasa2 saja. Bikin cemburu aja/ takut selingkuh!!! Punya anak satu mendambakan banyak anak. Punya banyak anak mendambakan satu anak saja. K...